Unik! Guru di Surabaya Wajibkan Siswa Ikuti Ujian dengan Memakai Topeng, Ada Apa?
Sebuah kebijakan unik diterapkan oleh seorang guru di SMP Negeri 12 Surabaya saat pelaksanaan ujian tengah semester pada Senin, 14 April 2025. Para siswa ikuti ujian dengan mengenakan topeng yang menutupi wajah mereka. Kebijakan ini sontak menimbulkan berbagai reaksi dan pertanyaan di kalangan siswa, orang tua, serta masyarakat luas. Mengapa guru tersebut mewajibkan siswa ikuti ujian dengan menggunakan topeng?
Menurut keterangan dari Ibu Susi Handayani, guru mata pelajaran Matematika yang menerapkan kebijakan tersebut, penggunaan topeng saat siswa ikuti ujian bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif dan fokus selama pengerjaan soal. Beliau menjelaskan bahwa dengan wajah tertutup, diharapkan siswa dapat lebih berkonsentrasi pada lembar ujian masing-masing dan mengurangi potensi untuk saling melihat jawaban teman. “Ini adalah upaya untuk melatih kejujuran dan kemandirian siswa saat siswa ikuti ujian,” ujarnya saat ditemui di sekolah setelah selesai ujian sesi pertama.
Kebijakan ini tentu saja menuai beragam tanggapan dari para siswa yang siswa ikuti ujian dengan topeng. Sebagian siswa merasa sedikit aneh dan kurang nyaman, namun sebagian lainnya justru merasa tertantang dan lebih fokus karena tidak terdistraksi oleh ekspresi wajah teman di sekitar mereka. “Awalnya lucu, Bu. Tapi setelah beberapa menit, jadi lebih fokus karena nggak bisa lihat teman lagi,” kata Roni (14), salah satu siswa ikuti ujian.
Kepala Sekolah SMP Negeri 12 Surabaya, Bapak Ahmad Fauzi, S.Pd., M.Pd., saat dikonfirmasi mengenai kebijakan unik ini pada hari yang sama, memberikan tanggapannya. Beliau menjelaskan bahwa kebijakan penggunaan topeng saat siswa ikuti ujian merupakan inisiatif pribadi guru mata pelajaran dan telah disosialisasikan kepada siswa sebelumnya. Pihak sekolah menghargai kreativitas guru dalam mencari metode pembelajaran dan evaluasi yang inovatif, selama tidak mengganggu proses ujian secara keseluruhan dan tetap mengedepankan nilai-nilai kejujuran.
Sementara itu, Bripka. Dewi Lestari, seorang Bhabinkamtibmas dari Polsek Tambaksari, Surabaya, yang melakukan pemantauan kegiatan ujian di sekolah tersebut, juga memberikan komentarnya. “Selama proses ujian berjalan tertib dan tidak ada indikasi pelanggaran lain, kami menghargai upaya pihak sekolah dan guru dalam menciptakan suasana ujian yang kondusif. Kreativitas seperti ini patut diapresiasi,” ujarnya.
Kebijakan unik guru di Surabaya ini menjadi perbincangan hangat dan memunculkan berbagai perspektif mengenai metode evaluasi pendidikan yang inovatif. Meskipun terkesan tidak biasa, tujuan utama kebijakan ini adalah untuk meningkatkan fokus dan kejujuran siswa saat ujian.
Informasi Penting Terkait Kebijakan Ujian Unik:
- Tujuan Kebijakan: Meningkatkan fokus dan kejujuran siswa saat ujian.
- Inisiatif Guru: Kebijakan diterapkan oleh guru mata pelajaran Matematika.
- Reaksi Siswa: Beragam, ada yang merasa aneh, ada yang merasa lebih fokus.
- Tanggapan Sekolah: Menghargai kreativitas guru selama tidak mengganggu proses ujian.
- Pandangan Kepolisian: Mendukung upaya menciptakan suasana ujian yang kondusif.
Kebijakan unik ini menunjukkan bahwa dalam dunia pendidikan, berbagai metode kreatif dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan evaluasi yang efektif, meskipun terkadang terlihat tidak konvensional.