Penemuan Heboh: Jejak Homo Erectus di Selat Madura
Sebuah penemuan arkeologi yang menggemparkan baru-baru ini terjadi. Para peneliti berhasil menemukan dua fragmen tengkorak Homo erectus di dasar laut Selat Madura. Temuan berusia sekitar 140 ribu tahun ini memberikan gambaran unik tentang kehidupan manusia purba di wilayah yang dulunya merupakan bagian dari Sundaland.
Baca Juga: Sistem Penghargaan dan Pengakuan di SMA untuk Mendorong Prestasi dan Keaktifan Siswa
Penemuan fosil Homoerectus di dasar laut adalah hal yang sangat langka. Lokasi penemuan dulunya adalah daratan luas yang kini terendam air. Ini menunjukkan bahwa Homoerectus hidup di wilayah ini jauh sebelum permukaan laut naik.
Fragmen tengkorak ini ditemukan berasosiasi dengan fosil-fosil fauna darat. Ini adalah data geologi penting untuk mengungkap kondisi lingkungan prasejarah. Diperkirakan Homo erectus menyebar di sepanjang sungai besar Sundaland yang menyediakan sumber pangan tinggi.
Tim arkeolog gabungan dari Indonesia, Belanda, Jepang, Tiongkok, dan Australia terlibat dalam penelitian ini. Kolaborasi internasional ini menunjukkan betapa pentingnya temuan ini bagi ilmu pengetahuan. Mereka bekerja sama mengungkap tabir masa lalu.
Sebelumnya, banyak peneliti mengira Homo erectus hidup terisolasi di Jawa selama ratusan ribu tahun. Penemuan ini mematahkan anggapan tersebut. Ia memberikan informasi baru tentang persebaran Homo erectus di luar Jawa.
Keberadaan fosil Homo erectus di Selat Madura menambah daftar panjang penemuan manusia purba di Indonesia. Sejak penemuan “Manusia Jawa” oleh Eugene Dubois di Trinil pada 1891, Indonesia memang kaya akan jejak leluhur.
Fosil-fosil yang ditemukan berasal dari lembah sungai yang tenggelam dan seiring waktu terisi pasir sungai. Ini menjadi bukti bahwa wilayah yang kini menjadi selat, dulunya adalah daratan subur. Sebuah transformasi geologis yang dramatis.
Penemuan ini juga meliputi lebih dari 6.000 fosil hewan vertebrata dari 36 spesies. Ini adalah temuan fosil vertebrata pertama di dasar laut Indonesia. Menunjukkan ekosistem prasejarah yang sangat kaya dan kompleks.
Peninggalan fosil ini juga memperlihatkan bukti perilaku Homo erectus. Ditemukan bekas potongan pada tulang kura-kura dan banyak tulang sapi yang patah. Ini mengindikasikan adanya perburuan dan konsumsi sumsum tulang.
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana Homo erectus hidup. Mereka berinteraksi dengan lingkungan dan spesies lain sekitar 140.000 tahun yang lalu. Data ini sangat berharga bagi studi evolusi manusia.