Menelusuri Jejak Asap: Sejarah Masuknya Rokok Pertama di Indonesia

Admin_sma3jogja/ April 9, 2025/ Berita, Pendidikan

Rokok, barang yang akrab dijumpai di berbagai sudut Indonesia, memiliki sejarah panjang dan menarik sejak pertama kali menginjakkan kaki di Nusantara. Kehadirannya bukan sekadar tren sesaat, melainkan membawa perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan. Mari kita telaah sejarah masuknya rokok pertama di Indonesia.

Tembakau dan Kedatangan Bangsa Eropa:

Bahan baku utama rokok, tembakau (Nicotiana tabacum), diperkirakan masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17. Beberapa catatan sejarah menyebutkan bangsa Portugis dan Spanyol sebagai pihak yang pertama kali memperkenalkan tanaman ini melalui Filipina. Namun, popularitas tembakau di Nusantara baru benar-benar meluas setelah bangsa Belanda datang dan mulai membudidayakannya sebagai komoditas dagang.

Adaptasi dan Kebiasaan Merokok Awal:

Pada awalnya, tembakau tidak langsung dikonsumsi dalam bentuk rokok seperti yang kita kenal sekarang. Masyarakat Nusantara kala itu lebih familiar dengan tradisi mengunyah sirih dan pinang. Tembakau kemudian mulai dicampurkan dalam ritual menginang atau dihisap menggunakan pipa. Catatan dari utusan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada masa Sultan Agung bahkan menggambarkan kebiasaan merokok dengan pipa di kalangan elit lokal.

Kelahiran Rokok Linting dan Kretek:

Perkembangan signifikan terjadi pada abad ke-19 dengan munculnya kebiasaan melinting tembakau menggunakan kertas. Namun, inovasi paling ikonik dalam sejarah rokok di Indonesia adalah penemuan rokok kretek di Kudus, Jawa Tengah, pada akhir abad ke-19. Haji Djamari, seorang warga Kudus, dipercaya sebagai orang pertama yang mencampurkan rajangan cengkeh ke dalam tembakau linting untuk meredakan sesak napasnya. Bunyi “kretek-kretek” yang dihasilkan saat dibakar inilah yang kemudian menjadi nama bagi jenis rokok khas Indonesia ini.

Industrialisasi dan Penyebaran Luas:

Memasuki awal abad ke-20, industri rokok kretek mulai berkembang pesat di Kudus. Sosok Nitisemito menjadi pelopor industrialisasi rokok kretek dengan merek dagang “Tjap Bal Tiga” pada tahun 1906. Langkah ini menandai era komersialisasi rokok di Indonesia.

Rokok Sebagai Bagian dari Budaya:

Seiring berjalannya waktu, rokok, terutama kretek, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Dari warung kopi hingga acara-acara penting, rokok seringkali hadir sebagai teman setia. Industri rokok juga memberikan kontribusi ekonomi yang besar bagi negara, meskipun isu kesehatan yang menyertainya juga menjadi perhatian serius.

Share this Post